Streaming Radio Komunitas Pendidikan RJFM 107,9 MHz: Menghibur, Mencerdaskan, Mencerahkan

Tentang Kami



Yayasan Riyadlul Jannah, Kelurahan Cikundul Kecamatan Lembursitu, sejak delapan tahun terakhir telah mengoptimalkan sasaran kegiatannya kepada pendidikan. Yayasan yang dipelopori oleh KH. Cucu Komarudin ini telah berdiri sejak tahun 1970-an. Di awal berdirinya, Yayasan ini baru melakukan kegiatan-kegiatan kepesantrenan seperti pengajian untuk santri baik dari luar wilayah atau santri yang berdomisili di Cikundul dan sekitarnya.

Di awal tahun 1980, Madrasah Ibtidaiyyah di dirikan. Menurut penuturan salah seorang pengelola, didirikannya Madrasah Ibtidaiyyah ini salah satu upaya untuk membangun karakter religious bagi anak-anak setempat. Di tahun 1980-an, pemerintah sedang gencar-gencarnya membangun lembaga-lembaga pendidikan dasar seperti SD Inpres dan lembaga-lembaga lain, yayasan Riyadlul Jannah, dulu masih berupa pondok pesantren membuka cakrawala baru dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat. Dibangunnya MI merupakan sejarah baru bagi lembaga ini, bahwa latar belakang dan motivasi pembangunan karakter religious bagi masyarakat menjadi modal dari kegiatan lembaga ini.

Di medio decade pertama tahun 2000, Pemerintah di era reformasi memberikan titik tekan penting terhadap harus dibangkitkan kembalinya pendidikan-pendidikan berbasis masyarakat. Pola pendidikan yang dikelola langsung secara swadaya dan mendapatkan stimulasi dari pemerintah. Yayasan Riyadlul Jannah, membuka Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat dari Paket A-paket C.

Renovasi Gedung Sekolah pun dilakukan. Bahkan untuk membantu kegiatan penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat, Yayasan Ini mendapatkan bantuan untuk kegiatan-kegiatan komputerisasi. Sebuah Lab Komputer pun dibangun atas prakarsa Hamzah, S.Ag.

Pendidikan Luar Sekolah untuk tingkat SMP dan SMA di Kota Sukabumi berjalan tidak semeriah sekolah-sekolah formal. Pasang surut Pendidikan Luar Sekolah ini disebabkan oleh: motivasi siswa masih belum maksimal dalam melakukan kegiatan belajar (karena PLS dianggap relatif bebas), stimulasi dana terhadap kegiatan PLS tidak sebaik pendidikan-pendidikan formal, tenaga pendidik masih kurang baik dalam segi kualitas mau pun kuantitas, bahkan penambahan kuantitas tenaga pendidik untuk PLS ini kurang diimbangi oleh kualitas tenaga pendidik tersebut. Pada akhirnya, anggapan sederhana terhadap PLS dan PKBM ini adalah : sekolah gratis dan bebas waktu.

Demi alasan-alasan di atas, tiga tahun terakhir ini, Yayasan Riyadlul Jannah memfokuskan kegiatan pendidikan pada sector formal. Hamzah, S.Ag mendirikan Madrasah Tsanawiyyah (M.Ts) Riyadlul Jannah. Di awal pendiriannya, sebanyak 34 siswa baru menjadi peserta pendidikan di M.Ts Riyadlul Jannah. Mayoritas dari mereka adalah anak-anak lulusan MI dan SD Cikundul. Maka semakin jelas, pendirian M.Ts ini merupakan langkah ke-dua setelah pondok pesantren Riyadlul Jannah mendirikan Madrasah Ibtidaiyyah di awal tahun 1980.

Setelah tiga tahun berdiri, Ruang Kelas Baru dibangun. Jumlah siswa sebanyak 83 orang mengisi ruang-ruang kelas baru dari kelas I sampai kelas III. Satu hal baik, karena pendidikan tingkat dasar ini masih didanai oleh Bantuan Operasional Siswa (BOS), M.Ts Riyadlul Jannah memberikan pelayanan pendidikan tanpa biaya kepada para peserta didiknya. Jelas sekali, ini begitu jauh berbeda dengan sekolah-sekolah formal lain yang masih memberikan beban biaya kepada para siswa meski pun telah mendapatkan Bantuan Operasional Siswa (BOS) dari pemerintah, lebih mengenaskan ketika sekolah formal tersebut memiliki status negeri!

Kenapa Yayasan ini bersikap demikian. Barangkali, ini terlihat dari nama Yayasan ini, Riyadlul Jannah, Taman/ Kebun Sorga. Bagaimana mungkin di Taman Surga, manusia akan dan harus memikul beban? Dan di awal ajaran tahun 2013/2014, Yayasan Riyadlul Jannah akan membangun Madrasah Aliyah, sebagai langkah ke-tiga setelah didirikannya MI dan M.Ts.

0 Tanggapan